Langsung ke konten utama

Tidak ada orang yang baik yang di abaikan.

Semua orang itu pada dasarnya baik. Entah yang pernah berbuat jahat, merasa berbuat jahat, atau melakukan kejahatan yang fatal sekalipun. Entah bagaimana, sejahat-jahatnya orang bertindak kejahatan sekalipun pasti ada sisi baiknya. Mungkin, karena tuhan lebih memilih agar sifat baik dari si orang yang di cap 'jahat' itu tidak untuk diperlihatkan, cukup untuk hanya tuhan yang mengerti sebenarnya.

Karena memang kita diciptakan oleh tuhan yang maha baik. Itu sudah wajar, kita menjadi baik. Walau lingkungan, dan cara pola pikir kita untuk bertahan hidup yang keliru hingga sering membuat kita menjadi tidak baik setelahnya. Bahkan sebelum kita,  setan pun dahulunya juga baik, mereka dulu juga beribadah, sebelum rasa sombong dan ujub pada dirinya itu ia ciptakan, yang membuat mereka di cap sebagai 'buruk' dan dilaknat selama-lamanya oleh yang maha kuasa.

Lantas, jika kita merasa sudah berbuat baik, namun kita merasa di abaikan oleh sesuatu atau seseorang, berarti itu kita yang bodoh. Kita yang merugi, kita yang salah, kita sebenarnya yang dibodohi oleh ego sendiri. Mana ada orang berbuat baik itu merasa terabaikan.

Berbuat baik tidaklah selalu berlandaskan pada keinginan-keinginan untuk mendapat sebuah balasan, apalagi untuk sekedar mendapat pengakuan daripada seseorang tersebut. Karena kita memang harus ikhlas, kita harus merasa hampa, dan hambar dalam melakukan sesuatu hal yang sekiranya baik untuk dilakukan.

Jadi sekiranya tidak ada lagi orang yang sudah berbuat baik, namun merasa diabaikan. Itu salah, karena yang benar-benar berbuat baik tidak akan pernah merasa terabaikan, meski dicaci, meski tak dianggap, karena disitulah titik-titik keikhlasanlah yang ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lupakan saja hal yang tak perlu dilupakan

Hallo pujangga dan pujanggawati dibelahan bumi pertiwi yang indah ini!. Salam hangat dari seorang aku yang tak perlu kau tanyakan lagi peranku dalam hidupmu. Lupakan saja hal yang tak perlu dilupakan.   Bagaimana menurutmu? Melupakan yang harus dilupakan, atau melupakan hal yang tak perlu dilupakan? Begini saja. Kita gali lebih dalam makna kata dari setiap ini, aku tidak memaksamu sependapat denganku, dan kamu juga boleh  dan sangat dianjurkan untuk memberi masukkan kepadaku; 1.) Melupakan     Menurut KBBI, melupakan sering kali dikaitkan dengan tidak mengingat sesuatu, ingin menghapus dari ingatan, tidak ingin mengingat lagi kejadian itu. Ya, pada dasarnya melupakan artinya tidak ingin mengingat, tidak ingin berurusan, dan tidak ingin lagi didalamnya. itu yang aku simpulkan kerap kali bertemu dengan seseorang.   2.) Hal yang harus dilupakan "Dilupakan". Simpel dan oh, sakit. iya bener, dilupakan itu emang sakit, bahkan lebih sakit dari patah hati. Sebab

Sistem e-learning berbasis web serive untuk perluasan platform client di jenjang perguruan tinggi

[K3519015] [Arafik Nur Fadliansah] Penulis Mahasiswa Program Studi Pendidikan TeknikInformatika dan Komputer Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan A. Latar Belakang E-learning merupakan suatu model pembelajaran yang prospektif, tetapi mempunyai beberapa kendala diantaranya berkaitan dengan keterbatasan akses client e-learning. Keterbatasan akses client tersebut, salah satunya disebabkan banyaknya vendor pengembang aplikasi smart client. Para pengembang menggunakan bermacam-macam platform dan bahasa pemrograman. (Wiharto, Wisnu Widiarto, Didiek S. Wiyono, 2012:48).  Diambil dari jurnal uns: https://jurnal.uns.ac.id/itsmart/article/view/588.  Jurnal UNS merupakan website yang digunakan untuk rujukan jurnal jurnal civitas UNS (Universitas Sebelas Maret).  Penulis pada jurnal tersebut adalah dosen-dosen dari FMIPA UNS E-learning seperti yang kita tahu, begitu sangat dibutuhkan di zaman sekarang. Apalagi ketika sudah berada di jenjang perguruan tinggi, tentu banyak sekali manfa